
Koran-koran….koran-koran…. itulah yang kukatakan setiap saat, setiap detik dan setiap waktu, ketika
berada di perempatan pada setiap pengendara yang terpaksa berhenti dikarenakan
lampu merah telah menyala, ku terus berteriak tanpa mempedulikan panas terik matahari maupun
asab keluar dari knalpot kendaraan yang lalu lalang didepan ku, tanpa ada rasa bosan ku hampiri semua mobil maupun motor yang bejajar berderet satu demi
satu walaupun tolakan demi tolakan yangaku terima, berbagai
macam ekspresi yang aku terima pun bermacam-macam, ada yang mencibir, menghina,
acuh ta acuh seolah-olah teriakan serta tawaran ku tak terdengar oleh
mereka, tak jarang pula caci maki yang aku
terima……..
apa salah ku?……apa dosa ku?………apa ku salah mencari uang dengan cara halal seperti ini?………apa mereka
jijik dengan penampilan ku?haruskah ku pakai dasi dan
sepatu seperti pejabat yang selalu menghabiskan uang pajak Rakyat?……..namun
semua itu ku balas dengan senyuman walaupun hati ini sakit, seolah-olah harga
diri ini bagaikan alas kaki buat mereka yang yang siap diinjak-injak tiap saat
dan waktu, kapanpun mereka mau……. apakah ku ga mempunyai hak
untuk memiliki harga diri?…..apakah harga diri cuma milik mereka yang
berkendaraan mewah, rumah mewah serta harta yang berlimpah?…….
Namun dari sekian banyak penolakan tersebut ada satu penolakan
yang menyejukkan hati ini, penolakan tersebut adalah penolakan dengan diiringi
sebuah senyuman serta lambaian tangan, walaupun tawaran kugagal namun hati ini merasa bahagia dengan kehadiran senyum
mereka, itulah sebuah penolakan yang selalu aku tunggu. Walaupun sudah hampir 12 tahun lamanya hingga sampai
sekarang hal itu masihkusimpan dalam-dalam dihati ini dan akan ku jadikan pelajaran
dalam hidup ini….. ya itulah kisah hidup ku,kisah nyata
perjalanan dari seorang menone yang sangat berharga ”
terima kasih buat tuan-tuan yang sudah tersenyum pada ku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan atau komen buat artikelnya .. TANPA UNSUR SARA .. dan bersifat membangun