22 April 2010

Asal Mula DO RE MI ????


Seorang pria yang menciptakan gebrakkan solmisasi itu dikasih nama DO RE MI FA SOL LA SI atau notasi musik. Papa dari Solmisasi adalah Guido of Arezzo atau Guido Aretinus atau Guido da Arezzo atau Guido Monaco atau Guido d'Arezzo (991/992 – sebelum 1033M). Beliau adalah seorang pastor Katolik dari mazhab Benediktus. Selain itu ia juga seorang teoris musik dari era Medieval [itu loh era abad pertengahan di Eropa, pada masa itu juga Kekuasaan Romawi mulai jatuh, kira-kira masa ini berakhir pada abad ke-15 ]. Ia lahir di Prancis pada abad kesembilan, kemudian menetap di Italia sampai akhir hayatnya.

Guido Arezzo (995-1050) yang terkenal dengan teori Guido’s Hand-nya sekitar tahun 1050 dengan resmi ia memperkenalkan metode untuk menghafal tangga nada, yaitu jenjang not ke not berikutnya yang ditulis dalam syair "himne St. John" yang aslinya tercipta dalam notasi balok.
Berikut syair lagu tersebut:

* Ut Queant Laxis
* Resonare fibris
* Mirage Storum
* Famuli Tuorum
* Solve Polluti
* Labieratum
* Sancta loanis

Arti :
So that these your servants can, with all their voice, to sing your wonderful feats, clean the blemish of our spotted lips. O Saint John!
Dikarang oleh Paulus Diaconus, abad ke8.

Susunan kata-kata di atas, kalau kita baca baris demi baris, dengan mengambil suku kata yang pertama, akan kita peroleh bunyi UT, RE, MI, FA, SOL, LA dan SI. Bunyi si merupakan singkatan huruf besar Santa dan loanis. Tentu kita bertanya, nada DO datangnya dari mana? Bukankah menurut susunan kata-kata di atas, yang benar adalah UT? Ya, bunyi DO memang baru, diambil dari kata Dominus, artinya Tuhan, pengganti bunyi UT tersebut. Menurut orang Italia lainnya, Giovani Maria Bonocini, menyarankan bunyi UT dibuang pada tahun 1673 karena bunyi DO lebih merdu dan terbuka dibandingkan dengan bunyi UT yang tertutup.
Tapi tahukah kamu kalo Om Guido ternyata mengambil patokan solmisasi dari transliterasi dari abjad Arab????

Program British Channel 4 yang menayangkan acara sejarah musik mengatakan bahwa Guido-lah pencipta sistem solmisasi, tanpa sedikit pun mengungkapkan fakta temuan oleh ilmuwan Muslim. Tangga nada yang kemudian menjadi dasar dari notasi musik ini ternyata ditemukan oleh para ilmuwan Muslim. Fakta penting ini diungkapkan pertama kali oleh Jean Benjamin de La Borde, seorang ilmuwan dan komponis Perancis, dalam bukunya Essai sur la Musique Ancienne et Moderne (1780). Dalam bukunya ini La Borde secara alfabet menyebut notasi musik yang diciptakan oleh sarjana Muslim. Notasi itu terdiri atas silabels (yang kita kenal sebagai solmisasi) dalam abjad Arab,
yaitu Mi Fa Shad La Sin Dal Ra. Menurut La Borde, notasi abjad Arab ini kemudian ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa ke dalam bahasa Latin, yang entah bagaimana diklaim sebagai himne St. John.
Abjad Arab dalam Solmisasi


Namun, La Borde tidak sendirian. Komposer Eropa lain, Guillaume-AndrĂ© Villoteau (1759-1839), mengambil sikap seperti La Borde, yakni mengakui bahwa solmisasi adalah ciptaan orang-orang Islam. La Borde melakukan penelitian dengan cara membanding-bandingkan antara notasi yang berasal dari Guido’s Hand dengan notasi berabjad Arab. La Borde sampai pada kesimpulan bahwa Guido’s Hand tidak lebih contekan Guido Arezzo dari sistem notasi yang ditemukan oleh sarjana Muslim.
Guido's Hand


“Secara fisik, tampilan solmisasi berabjad Arab itu berfungsi sebagai model yang ditiru oleh Guido Arezzo,” tulis La Borde. Ia kemudian membuat monograf yang menampilkan perbandingan yang kritis antara model solmisasi temuan ilmuwan Muslim dan solmisasi yang dibuat Guido Arezzo yang kemudian diakui sebagai notasi musik hingga kini.

Notasi Arab

Notasi Arab digunakan sejak abad ke-9, yaitu ketika ahli-ahli musik Muslim seperti Yunus Alkatib (765) dan Al-Khalil (791), peletak dasar sistem persajakan dan leksikografi Arab, yang diikuti oleh Al-Ma’mun (wafat 833) dan Ishaq Al-Mausili (wafat 850), memperkenalkan sistem notasi dalam bermusik dalam bukunya yang terkenal di Barat, Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs, selain Kitab Al-Mausiqul Kabir-nya Ibn Al-Farabi (872-950).


Temuan Al-Ma’mun dan Al-Mausili diteliti dan dikembangkan oleh Abu Yusuf bin Ishaq Al-KindiYahya ibn Ali ibn Yahya (wafat 1048), Ahmad Ibn Muhammad As-Sarakhsi (wafat1286), Mansur Ibn Talha bin Tahir, Thabit ibn Qurra (wafat 1288), dan ilmuwan Muslim lainnya. Dominucus Gundissalinus (wafat 1151) dan The Count Souabe Hermanus Reichenau, dua ahli musik Barat, meneliti dan mengembangkan temuan Al-Kindi. Selain itu, teori-teori musik yang diciptakan Ibnu Sina dan Ibnu Rushd juga berpengaruh pada perkembangan musik Eropa sebagaimana teori-teori mereka dalam ilmu kedokteran. (801-874),


Sebelum Guido Arezzo mengklaim notasi musik dengan Guido’s Hand-nya, teori musik telah berkembang pesat di Spanyol melalui Ziryab (789-857), pemusik andal dan ahli botani yang hijrah dari Baghdad, dan Ibn Firnas (wafat 888) yang memperkenal musik oriental kepada masyarakat Spanyol dan mengajarkannya untuk pertama kali di sekolah-sekolah di Andalusia.


Guido, Murid Constantine Afrika

Soriano, seorang peneliti musik asal Spanyol, mengungkapkan fakta tentang Guido Arezzo. Pemusik yang dianggap sebagai penemu notasi musik itu mempelajari Catalogna, sebuah buku teori musik berbahasa Latin yang memuat temuan-temuan di bidang musik oleh ilmuwan Muslim.


Hunke, peneliti lain, menulis bahwa notasi abjad Arab yang membentuk notasi musik ditulis dalam Catalogna pada abad ke-11 dan diterbitkan di Monte Cassino, sebuah daerah di Italia yang pernah dihuni oleh komunitas Muslim dan tempat yang pernah disinggahi Constantine Afrika, ilmuwan Muslim asal Tunisia yang masuk ke Italia melalui Salerno. Salah satu ilmu yang diajarkan oleh Constantine Afrika kepada orang-orang barbar dan terbelakang di Salerno adalah musik. Semua terjemahan yang dilakukan Constantine Afrika terhadap buku-buku temuan ilmuwan Muslim memang menjadi acuan para pelajar Eropa.


Apalagi, Constantine juga membuka kesempatan kepada mereka untuk belajar ke Spanyol, yang ketika itu sedang diramaikan oleh kuliah musik dengan guru besar para ilmuwan/musikus Muslim seperti Ziryab dan Ibn Farnes. Banyak pelajar lulusan sekolah musik di Spanyol berasal dari Italia, salah satunya adalah Gerbert Aurillac (wafat 1003), yang kemudian dikenal sebagai peletak dasar musik di negara-negara Eropa dan melahirkan banyak pakar musik Barat.

1 komentar:

  1. subhanallah .
    kesel banget sama orang barat yang seenaknya copy dari otak jeniusnya ilmuwan islam .
    dasar gak punya modal !

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan pesan atau komen buat artikelnya .. TANPA UNSUR SARA .. dan bersifat membangun